Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.
A. Pengertian filsafat secara etimologis
Kata filsafat berasal dari bahasa yunani adalah philosophia. Philosophia kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “Pencinta Kebijaksanaan”. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "Filsuf". Secara Terminologis filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli.
B. Sejarah Singkat Filsafat
Filsafat, terutama Filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira abad ke 7 S.M. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana, karena di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar tentu saja ialah: Sokrates, Plato dan Aristoteles. Sokrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato. Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah “Komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
Buku karangan plato yg terkenal adalah berjudul "etika, republik, apologi, phaedo, dan krito".
Sejarah Filasafat Barat
Sejarah Filsafat Barat bisa dibagi menurut pembagian berikut: Filsafat Klasik, Abad Pertengahan, Modern dan Kontemporer.
1. Klasik
"Pra Sokrates": Thales - Anaximander - Anaximenes - Pythagoras - Xenophanes - Parmenides - Zeno - Herakleitos - Empedocles -Democritus - Anaxagoras
"Zaman Keemasan": Sokrates - Plato - Aristoteles
2. Abad Pertengahan
"Skolastik": Thomas Aquino
3. Modern
Machiavelli - Giordano Bruno - Francis Bacon - Rene Descartes - Baruch de Spinoza- Blaise Pascal - Leibniz - Thomas Hobbes - John Locke - George Berkeley - David Hume - William Wollaston - Anthony Collins - John Toland - Pierre Bayle - Denis Diderot - Jean le Rond d'Alembert - De la Mettrie - Condillac - Helvetius - Holbach - Voltaire - Montesquieu - De Nemours - Quesnay - Turgot - Rousseau -Thomasius - Ch Wolff - Reimarus - Mendelssohn - Lessing - Georg Hegel - Immanuel Kant - Fichte - Schelling - Schopenhauer - De Maistre - De Bonald - Chateaubriand - De Lamennais - Destutt de Tracy - De Volney - Cabanis - De Biran - Fourier - Saint Simon -Proudhon - A. Comte - JS Mill - Spencer - Feuerbach - Karl Marx - Soren Kierkegaard - Friedrich Nietzsche - Edmund Husserl
4. Kontemporer
Jean Baudrillard - Michel Foucault - Martin Heidegger - Karl Popper - Bertrand Russell - Jean-Paul Sartre - Albert Camus - Jurgen Habermas - Richard Rotry - Feyerabend- Jacques Derrida - Mahzab Frankfurt
C. Filsafat dan Agama
1. Kesamaan antara filsafat dan agama adalah berusaha mencari kebenaran.
2. Perbedaan antara filsafat dan agama :
a) Filsafat
§ Bersumber dari akal.
§ Kebenarannya bersifat relatif.
b) Agama
§ Bersumber dari wahyu.
§ Kebenarannya bersifat mutlak.
3. Hubungan filsafat dan agama
Filsafat yunani muncul terpisah dari agama yunani yang penuh dengan mitos. Para ahli kalam di dunia islam dan para ahli teologi di Barat telah menjadikan filsafat sebagai “tameng” pertahanan keyakinan agama dengan segala argumentasi rasionalnya,selain untuk menopang keimanan.
D. Cara Membedakan Filsafat
Plato (sebelah kiri) dan Aristotle (kanan), menurut lukisan Raffaelo Sanzio pada tahun 1509. Dalam membangun tradisi filsafat banyak orang mengajukan pertanyaan yang sama , menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai dengan latar belakang budaya, bahasa, bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun. Oleh karena itu, filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah geografis dan latar belakang budayanya.
Dewasa ini filsafat biasa dibagi menjadi dua kategori besar menurut wilayah dan menurut latar belakang agama. Menurut wilayah bisa dibagi menjadi: “Filsafat Barat”, “Filsafat Timur”, dan “Filsafat Timur Tengah”. Sementara latar belakang agama dibagi menjadi: “Filsafat Islam”, “Filsafat Budha”, “Filsafat Hindu”, dan “Filsafat Kristen”.
1. Filsafat Barat
Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi filsafat orang Yunani kuno. Tokoh utama filsafat Barat antara lain Plato, Thomas Aquinas, Réne Descartes, Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre.
Dalam tradisi filsafat Barat, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu:
a) Metafisika mengkaji hakikat segala yang ada. Dalam bidang ini, hakikat yang ada dan keberadaan (eksistensi) secara umum dikaji secara khusus dalam Ontologi. Adapun hakikat manusia dan alam semesta dibahas dalam Kosmologi.
b) Epistemologi mengkaji tentang hakikat dan wilayah pengetahuan (episteme secara harafiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu pengetahuan.
c) Aksiologi membahas masalah nilai atau norma yang berlaku pada kehidupan manusia. Dari aksiologi lahirlah dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas hidup manusia: etika dan estetika.
d) Etika, atau filsafat moral, membahas tentang bagaimana seharusnya manusia bertindak dan mempertanyakan bagaimana kebenaran dari dasar tindakan itu dapat diketahui. Beberapa topik yang dibahas di sini adalah soal kebaikan, kebenaran, tanggung jawab, suara hati, dan sebagainya.
e) Estetika membahas mengenai keindahan dan implikasinya pada kehidupan. Dari estetika lahirlah berbagai macam teori mengenai kesenian atau aspek seni dari berbagai macam hasil budaya.
2. Filsafat Timur
Filsafat Timur adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di Asia, khususnya di India, Republik Rakyat Cina dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah ciri khas Filsafat Timur ialah dekatnya hubungan filsafat dengan agama. Meskipun hal ini kurang lebih juga bisa dikatakan untuk Filsafat Barat, terutama di Abad Pertengahan, tetapi di Dunia Barat filsafat ’an sich’ masih lebih menonjol dari pada agama. Nama-nama beberapa filsuf Timur, antara lain Siddharta Gautama/Buddha, Bodhidharma, Lao Tse,Kong Hu Cu, Zhuang Zi dan juga Mao Zedong.
3. Filsafat Timur Tengah
Filsafat Timur Tengah dilihat dari sejarahnya merupakan para filsuf yang bisa dikatakan juga merupakan ahli waris tradisi Filsafat Barat. Sebab para filsuf Timur Tengah yang pertama-tama adalah orang-orang Arab atau orang-orang Islam dan juga beberapa orang Yahudi, yang menaklukkan daerah-daerah di sekitar Laut Tengah dan menjumpai kebudayaan Yunani dengan tradisi falsafah mereka. Lalu mereka menterjemahkan dan memberikan komentar terhadap karya-karya Yunani. Bahkan ketika Eropa setalah runtuhnya Kekaisaran Romawi masuk ke Abad Pertengahan dan melupakan karya-karya klasik Yunani, para filsuf Timur Tengah ini mempelajari karya-karya yang sama dan bahkan terjemahan mereka dipelajari lagi oleh orang-orang Eropa. Nama-nama beberapa filsuf Timur Tengah adalah Ibnu Sina, Ibnu Tufail, Kahlil Gibran dan Averroes.
4. Filsafat Islam
Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam justru Tuhan 'sudah ditemukan, dalam arti bukan berarti sudah usang dan tidak dbahas lagi, namun filsuf islam lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia dan alam, karena sebagaimana kita ketahui, pembahasan Tuhan hanya menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah ada finalnya.
5. Filsafat Kristen
Filsafat Kristen mulanya disusun oleh para bapa gereja untuk menghadapi tantangan zaman di abad pertengahan. Saat itu dunia barat yang Kristen tengah berada dalam zaman kegelapan (dark age). Masyarakat mulai mempertanyakan kembali kepercayaan gamanya. Filsafat Kristen banyak berkutat pada masalah ontologis dan filsafat ketuhanan. Hampir semua filsuf Kristen adalah teologian atau ahli masalah agama. Sebagai contoh: Santo Thomas Aquinas dan Santo Bonaventura
E. Pengetahuan adalah keseluruhan gagasan, pemikiran, ide, konsep dan pemahaman manusia tentang sesuatu sejauh belum disistematisasikan dan belum di bakukan.
Menurut polanya, pengetahuan di bedakan menjadi 4 macam :
1. Pengetahuan Tahu Bahwa :
Bersifat informatif, Misalnya : Saya tahu bahwa presiden pertama R.I. adalah Soekarno.
2. Pengetahuan Tahu Bagaimana :
Bersifat praktis, misalnya : Saya tahu bagaimana memperbaiki komputer yang rusak.
3. Pengetahuan Tahu Akan/Mengenai :
Bersifat subyektif, maksudnya pengetahuan ini diperoleh berdasarkan sebuah pengalaman dan keterlibatan langsung dan bersifat personal dengan apa yang di ketahui.
Misalnya : Saya tahu tentang sesuatu karena saya mempunyai pengalaman dengan sesuatu itu.
4. Pengetahuan Tahu Mengapa :
Bersifat teoritis, memuat penjelasan menyangkut hubungan sebab akibat.
Misalnya : Mengapa sesuatu itu terjadi ?
F. Rasionalisme
Inti dari pandangan rasionalisme adalah bahwa hanya dengan menggunakan prosedur tertentu dari akal saja kita bisa sampai pada pengetahuan yang sebenarnya, yaitu pengetahuan yang tidak mungkin salah. Menurut kaum rasionalis, sumber pengetahuan, bahkan satu-satunya, adalah akal budi manusia. Untuk meninjau lebih jauh paham rasionalisme ini, ada baiknya kita tinjau pemikiran dua tokoh penting dari paham ini, yaitu Plato dan Rene Descartes.
1. Plato (428-348 SM)
Satu-satunya pengetahuan sejati adalah apa yang disebut sebagai Episteme, yaitu pengetahuan tunggal dan tidak berubah sesuai dengan ide-ide abadi. Hanya ide-ide saja yang bersifat nyata dan sempurna. Apa yang kita tangkap melalui panca indera hanya merupakan tiruan dari ide-ide tertentu yang abadi.
Dengan demikian untuk mengetahui sesuatu, menyelidiki sesuatu dan untuk sampai pada pengetahuan abadi, kita hanya mengandalkan akal budi yang sudah mengenal ide abadi.
2. Rene Descartes (1596-1650 M)
Kita harus meragukan segala sesuatu yang kita tangkap dengan panca indera sampai akhirnya kita tidak bisa lagi meragukan hal itu. Ini adalah kebenaran atau pengetahuan yang benar. Ini kita lakukan dengan mengandalkan akal budi atau dengan berfikir.
G. 4 Teori Kebenaran :
1. Teori Kebenaran Sebagai Persesuaian. Kebenaran adalah persesuaian antara pernyataan (proposisi) dengan kenyataan.
Contoh : bumi ini bulat.
2. Teori Kebenaran Sebagai Keteguhan.
Kebenaran tidak di temukan dalam kenyataan, tetapi dalam realisasi antara proposisi yang satu dengan yang lain atau proposisi sebelumnya.
Contoh :
Semua manusia pasti mati (1)
Sokrates adalah manusia (2)
Sokrates pasti mati(3)
Teori ini dianut oleh aliran rasionalisme.
3. Teori Kebenaran Pramatis.
Kebenaran sama artinya dengan kegunaan. Dengan kata lain, berhasil dan berguna adalah kriteria utama untuk menentukan apakah suatu ide itu benar atau tidak.
Contoh : Penerapan 3 in 1 untuk mengatasi kemacetan.
Teori ini dianut oleh aliran pragmatisme.
4. Teori Kebenaran Performatif.
Pernyataan dianggap benar apabila pernyataan itu berhasil menciptakan realitas.
Contoh : Saya mengangkat kamu menjadi gubernur DKI Jakarta.
Teori ini di anut oleh John Austin & Frank Ramsey.
H. Induksi adalah kerja ilmu pengetahuan yang bertolak dari sejumlah proposisi tunggal atau partikular tertentu untuk menarik kesimpulan umum.
3 hal pokok induksi gaya Bacon :
1. Ketika mengadakan penelitian ilmiah, ilmuwan harus bebas dari segala macam spekulasi awal, yang dapat memperdayanya dalam mengamati obyek penelitian.
2. Ilmuwan harus memperhatikan fakta dan data yang bertentangan satu sama lain.
3. Setelah mengamati obyek sebagaimana adanya, dan mengumpulkan fakta dan data tentang obyek itu, fakta dan data tersebut di evaluasi, diklasifikasi, dirumuskan dan disimpulkan. Jadi baru pada tingkat inilah ilmuwan dapat menggunakan berbagai konsep dan teori untuk mengolah data dan fakta.
8 Langkah-langkah metode induksi :
Metode induksi murni : Metode induksi yang telah dimodifikasi :
1. Identifikasi masalah
2. Pengamatan & pengumpulan data
3. Merumuskan hipotesis
4. Pengujian hipotesis -Adanya situasi masalah
5. Pengajuan hipotesis
6. Penelitian lapangan
7. Pengujian hipotesis
metode filsafat ada 3 yaitu :
1. Metode dialektika : Socrates & Plato
Metode ini bersifat praktis dan di jalankan dalam berbagai percakapan (dialog). tidak menyelidiki fakta, melainkan menganalisa pendapat. dengan cara dialog ini, Socrates menemukan suatu cara berfikir induktif yaitu dari hal-hal khusus di peroleh kesimpulan yang bersifat umum.
2. Metode Skolastik : Aristoteles
Bersifat deduktif. dengan bertitik tolak dari definisi atau prinsip-prinsip yang jelas, lalu di tarik kesimpulan.
3. Metode Dialektis : Hegel & Karl Marx
Jalan untuk memahami kenyataan bagi hegel adalah mengikuti gerakan pemikiran atau konsep. dialektis ini di ungkapkan sebagai 3 langkah, yaitu dua pengertian yang bertentangan kemudian di damaikan (tesis - anti tesis - sintesis)
Catatan Kaki
1. Irmayanti Meliono, dkk. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI. hal. 1